1. Mengabulkan Perlawanan yang diajukan oleh Pelawan untuk seluruhnya;

2.    Menyatakan Pelawan adalah Pelawan yang baik dan benar.

3.    Menyatakan Putusan Peninjauan Kembali Kedua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1104 PK/Pdt/2022 tanggal 12 Januari 2023, Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 406 PK/Pdt/2020 tanggal 22 Juni 2020, Jo. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1880 K/Pdt/2018 tanggal 8 Oktober 2018, Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bali Nomor 64/PDT/2017/ PT.DPS tanggal 26 Juli 2017, Jo. Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor  692/Pdt.G/2015/ PN.Dps. tanggal 16 Januari 2017 tersebut tidak dapat dilaksanakan eksekusinya (non eksekutabel).

4.    Menyatakan semua akibat hukum yang timbul atau yang didasarkan atas Putusan Peninjauan Kembali Kedua Mahkamah Agung RI Nomor 1104 PK/Pdt/2022 tanggal 12 Januari 2023, Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor 406 PK/Pdt/2020 tanggal 22 Juni 2020, Jo. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1880 K/Pdt/2018 tanggal 8 Oktober 2018, Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bali Nomor 64/PDT/2017/ PT.DPS tanggal 26 Juli 2017, Jo. Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor  692/Pdt.G/2015/ PN.Dps. tanggal 16 Januari 2017 termasuk semua RISALAH PANGGILAN TEGURAN/AANMANING dan  surat pemberitahuan pelaksanaan eksekusi tertanggal 11 Januari 2024, Nomor : 75/PAN.PN.W24-U1/HK2.4/I/2024 beserta semua penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri Denpasar yang didasarkan atas Putusan Peninjauan Kembali Kedua Mahkamah Agung RI Nomor 1104 PK/Pdt/2022 tanggal 12 Januari 2023, Jo. Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI Nomor 406 PK/Pdt/2020 tanggal 22 Juni 2020, Jo. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1880 K/Pdt/2018 tanggal 8 Oktober 2018, Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Bali Nomor 64/PDT/2017/ PT.DPS tanggal 26 Juli 2017, Jo. Putusan Pengadilan Negeri Denpasar Nomor  692/Pdt.G/2015/ PN.Dps. tanggal 16 Januari 2017 tersebut adalah tidak sah, cacat hukum dan batal demi hukum.

dst.